Analogue Girl in DIgital World

Analogue  Girl in DIgital World

Selasa, 05 Maret 2013

Galau

"The Habits you form here will be with you for the rest of your life..."

Sepenggal kalimat yang terucap dipenggalan obrolan gue dengan teman gue yang sedang sekolah di Milan, pada malam itu kita hanya chat kangen-kangenan, gue menanyakan ke teman gue perihal keadaan dia, masih sering galau atau engga hahaha dia itu dulu rentan dengan galau. tapi pas denger jawabannya kaget karena dia bilang gini nih :

"Jauh dari kata galau, kalau dulu galau itu deket banget sama keseharian, kalo sekarang jauh masih banyak hal yang harus di pikirin dari sekedar galau, di Indonesia dikit dikit Galau, ga punya pacar di galau-in, ga bisa move on di galau-in, udah punya pacar masih aja di cela-celain karena ga pernah di ajak nge-date jadi aja galau, udah di ajak nge-date eh suka sama orang lain jadi galau, ketemu mantan atau disapa mantan jadi galau, denger lagu melow galau... hahahhaha"

Gue ngakak banget baca chat ini, gue bilang bener juga ya, dan ternyata gue jadi berpikir wah Indonesia parah juga ya tingkat kegalauannya, bahkan Galau di jadiin suatu bisnis, berapa banyak iklan-iklan yang nyebutin tentang galau-galau, ftv? semua galau sampai presiden kita bilang presiden Galau. hahaha atau hanya di sini dengan cara dan kata-kata galau, karena itu gue pngen banget rasanya keliling dunia singgah di beberapa negara apakah gaya mereka me-nestapakan sesuatu itu dengan amat sangat miris seperti kita "galau", mudah-mudahan suatu saat gue bisa berkeliling dan survey kecil-kecilan soal love life anal-anak remaja di dunia apakah kena sindrom Galau? hahaha

Temen gue juga menambahkan bahwa " The habits you form early in life will most likely be with you for the rest of your existence" , Jadi yang pada bilang "masih muda nikmatin aja, bandel-bandel gapapa, nanti tuanya udah bisa balik baik-baik. itu ga 100% benar, karena Habit mereka yang udah mereka bawa dari muda seperti itu dan terus mengembang sampai Tua, mungkin ada yang bisa total keluar tapi engga jamin 100%.

lanjut lagi ke Galau, menurut gue lingkungan itu jadi point utama kita bisa terlibat dekat atau jauh dari yang namanya galau, kenapa? jelas kalau lingkungan kita sering meng-olok-olok soal kegalauan, menjadikan galau itu dekat dan nyata dikehidupan kita maka kebiasan itulah yang akan terus kita bawa sepanjang hidup kita, karena tanpa disadarin alam bawah sadar kita terus menerus "menggalaukan" sesuatu yang sebenernya ga pas-pas amat di galau-in. buat sebagian dari kita mungkin galau itu hanya menajdi sekedar "joke" candaan yang hanya buat seru-seruan saat kita kumpul bareng, tapi tanpa sadar lingkungan seperti itu membawa kita ke arah situ, dikit-dikit di ceng-cengin galau, ya walaupun gue akuin dan sadarin gue kadang ada di bagian itu yang sebenernya tanpa gue sadarin itulah yg membawa kita ke zona "tidak move on" sesungguhnya, padahal kita ga selemah itu kok kita bisa santai asal lingkungan support.

Temen gue juga menambahkan soal Mental di lingkangan kita, nah bukan mau menjelekkan tapi mental yang di bangun itu cenderung menjatuhkan, twitter deh satu contoh berapa banyak kata-kata positif yang terlihat berseliweran di Timeline, atau di Path tapi kadang mereka lupa untuk mengingatkan kita untuk stop ber-galau dan dengerin kata hati serta gunain logika kita. ini yang terkadang kita terlewat banyak kata positif yang ujungnya gantung, dan kadang meng-galaukan kenapa ga coba untuk jujur dan dengerin kata hati ketimbang baca jutaan kata-kata dengan kata galau. 

Butuh proses untuk bisa kita memahami arti galau sesungguhnya, cara pinternya supaya ga kena sindrom itu sampai ke hati jangan ditanggepin serius, apalagi pake hati. serius dan pake hati buat calon suami aja *laah heueheuehehe. 

ini obrolan terus terang jadi buat gue "jleeb jleeb jleeb" haha, mungkin emang kita butuh orang-orang untuk membangun lingkungan yang mentalnya galau yang positif akhirnya produktif, kayak gue nih lagi galau di kerjaan eh jadi nulis tentang galau akhirnya bisa buat something yang lebih ber-value kan, daripada sekedar mengeluh di social media, apalagi galau :( hahahaha

Galau tetep perlu menjadi selingan dari rutinitas kita sehari-hari, supaya kita tetap bersyukur saat kita senang dan happy akan sesuatu. dan mungkin setelah balik nanti temen gue akan membawa suatu kebaikan, dia menjadi pribadi yang gak rentan dengan galau, ga punya pacar? easy.. dunia ga selebar daun kelor, selalu ada waktu yang indah untuk mengindahkan dan gak sia-sia dia ke Milan ketemu Dolce dkk dia bisa belajar banyak hal bahwa dia berhasil menjadi pribadi yang dengan kebiasaan yang positif seperti kalimat."The Habits you form here will be with you for the rest of your life..." :))

Galau itu kayak minuman alkohol bikin kecanduan, sering dicari-cari dan dilakuin saat lagi sedih dan bermasalah, ujungnya masalah dan sedih gak ilang teteeeep jadi nyangkut di pikiran. cara terbaiknya ? ya berhentilah untuk merasa lebih baik lagi :))


By:
NDM

PS : Thank you @wnybie sharing session nya jumpa lagi ya :*